Saham Menguat : Goto Paparkan Kinerja

Emiten tehnologi GoTo Gojek Tokopedia Tbk masih mencatatkan rugi bersih sejumlah Rp 40,4 triliun sampai akhir 2022. Rugi ini naik 56 % dari rugi tahun awalnya yang sejumlah Rp 25,9 triliun. Kebalikannya, penghasilan bersih naik 120 % dari Rp 5,2 triliun pada 2022 jadi Rp 11,3 triliun.

Pada penutupan perdagangan Selasa (21/3/2023), harga saham Goto ditutup meningkat tipis 1,85 % jadi Rp 110 per saham. Saham Goto sebelumnya sempat sentuh auto reject bawah di akhir perdagangan Senin (20/2) atau turun 6,9 % jadi Rp 108 per saham. Sehabis pasar tutup, management Goto umumkan performa tahun 2022.

Goto Keuangan mencatat perkembangan bruto paling tinggi naik 43 % jadi Rp 1,7 triliun. Bidang lain, e-commerce naik 38 % jadi Rp 8,6 triliun, dan on-demand naik 32 % jadi Rp 13,6 triliun. Penghasilan transaksi bisnis bruto naik 35 % jadi Rp 23 triliun. Penghasilan saat sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) yang disamakan dalam triwulan ke-4 naik 52 % dibanding tahun awalnya dan naik 15 % dibanding triwulan ke-3 .

“Arah kami menggerakkan penghematan beban usaha yang sudah memberikan dukungan terwujudnya tanda keuntunganabilitas bisa lebih cepat dengan cara ke arah keuntunganalibitas,” kata Direktur Keuangan Goto Jacky Lo dalam penjelasannya.

Beberapa pemicu rugi Goto ialah pengurangan nilai good will sebesar Rp 10,9 triliun. Saat Gojek dan Tokopedia merger pada 2021, hasilkan beda dari nilai lumrah dan nilai pasar. Dua tahun kemarin, valuasi saham tehnologi bertambah cepat. Sekarang ini, bersamaan dengan peningkatan suku bunga, valuasi saham tehnologi terkikis.

Investasi Goto yang turun bahkan juga tutup membuat rugi. Salah satunya investasi Goto, JD.ID akan tutup di akhir Maret ini. Goto menggenggam 12,2 % saham JD.ID. Berdasarkan catatan dari BCA Sekuritas, nilai lumrah investasi Goto di JD.ID sekitaran Rp 886 miliar per September 2022. Penghentian hubungan kerja atas 1.300 pegawai memunculkan ongkos di tahun 2022 kemarin. Ongkos besar ini diprediksi tidak ada kembali di tahun ini. Bila beberapa pos ongkos ini dikeluarkan, rugi bersih Goto sekitaran Rp 26-27 triliun.

“Dalam penglihatan kami, Goto sebagai pimpinan pasar kesemua fragmen vertikalnya didukung oleh kerja-sama silang dalam ekosistemnya. Kami menulis jika Goto telah sukses kurangi rugi pada tingkat marjin kontributor dan EBITDA sambil terus akan usaha sambil jaga pangsa pasarnya,” begitu penelitian beberapa riset dari Ciptadana Sekuritas.

Sementara hasil penelitian MNC Sekuritas yakin likuiditas Goto bisa memenuhi supaya perusahaan itu bisa capai keuntunganabilitas. Tetapi, masih tetap ada beberapa resiko yang perlu diamati, yakni adanya kemungkinan valuasi ulangi berkaitan dengan resiko mekanismeis karena permasalahan likuiditas Silicon Valley Bank di AS, pengetatan permodalan perusahaan rintisan, peningkatan suku bunga, dan peningkatan terbatas dari usaha bermarjin tinggi seperti pendistribusian credit.